Rani Anggraeni Dewi, LVE Trainer & Marriage Counsellor

Melalui ayah-bunda anak belajar the Do’s and Dont’s. Anak menyaksikan langsung perilaku yang bermuatan nilai dan tidak. Tak satu pun orangtua dapat mengasuh anak dengan sempurna, sebab rata-rata pasangan tidak pernah sekolah menjadi orangtua. Pengalaman ketika dulu diasuh menjadi rujukan mengasuh anak. Sebuah pola asuh warisan.

Menurut Psikologi Keluarga, perilaku manusia 83% dipengaruhi yang dilihat, 11% yang didengar dan 6% oleh berbagai stimulus baik pengalaman di dalam keluarga atau lingkungan sekitar. Bayangkan jika anak setiap hari  ada di lingkungan  yang  tidak berbasis nilai.  Mendidik  anak bukanlah  pekerjaan  mudah. Terlebih di jaman pesatnya pengetahuan dan teknologi, orangtua memiliki tantangan tersendiri. Penting bagi orangtua menjaga kedamaian agar “siap hadir” bagi anak-anaknya. Kehadiran orangtua membuat anak merasa dicintai. Dalam workshop LVE untuk Orangtua seringkali peserta mengatakan sulitnya menciptakan suasana damai di rumah ketika hubungan ayah-bunda sedang tidak harmonis.  Mereka mengandaikan kalau saja ada workshop LVE untuk pasangan maka secara bersama mereka akan memiliki kesadaran dan pengalaman nilai, juga refleksi dan visualusasi damai.

Mendengar  ini terbersit  ide mengadakan aktivitas nilai bagi  sekelompok pasangan muda  sambil mengenalkan  prinsip LVE di dalam keluarga. Terbayang suatu hari nanti ada sekolah untuk menjadi orangtua berbasis nilai. Orangtua dan anak bersama bertumbuh dan bertransformasi, dan akan terbentuk sistem pendukung bagi pembuat perubahan untuk membangun masyarakat madani. Semoga.

Rani A. Dewi bersama keluarga sedang melaksanakan aktivitas “rekindling the dream”

Peserta sedang “relaksasi total”

Rani Anggraeni Dewi bersama keluarga

Kontributor:

Rani Anggraeni Dewi
LVE Trainer & Marriage Counsellor

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment