Demikian salah satu dari 5 kiat yang ditawarkan para fasilitator Aktivitas Kebahagiaan di pesantren Fatihatul Qur’an Kemang Bogor, Minggu, 7 April 2019.  Aktivitas ini disajikan dalam bentuk sarasehan bersama orangtua wali santri dan warga sekitar pesantren. Materi utama saresehan yaitu 5 Kiat Orangtua Damai, Anak Bahagia, dibawakan oleh fasilitator yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bahagia (GIB), yang juga merupakan fasilitator LVE. Mereka adalah Rani A. Dewi, Tantri Maharesi, Dini Singadipoera, Ita Mucharram, Zahrotun Nisa, dan Nur Kamaliah. Kelancaran acara tak lepas dari peran fasilitator teknis, Ramonda, yang sekaligus mengabadikan momen-momen berharga dengan kamera.

Ibu Rani dan Ibu Dini sedang menyampaikan pengantar materi 5 Kiat Orangtua Damai Anak Bahagia.

Sarasehan yang dipimpin oleh ibu Rani A. Dewi ini bertujuan menggali pengalaman dan  pemahaman peserta tentang kiat-kiat praktis menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan di dalam keluarga. yang kebetulan seluruhnya adalah kaum ibu. Misalnya di kelompok satu, Ibu Ita Mucharram mengajak peserta membahas tema “Dengarkan! Biarkan Anak Bicara Hingga Selesai”. Di kelompok ini para ibu saling membagikan pengalamannya menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan membahas pola komunikasi orangtua – anak. Tema ini menekankan pentingnya keterampilan mendengar aktif.

Di dalam kelompok kecil Ibu Ita memimpin diskusi tentang Kiat Pertama

Masing-masing Kiat didiskusikan dalam kelompok kecil yang di masing-masing didampingi 1 fasilitator. Kelompok dua mengambil tema “Tunjukan Anda Mengerti Perasaannya Dengan Kasih Sayang” yang dipandu oleh saudari Zahrotun Nisa. Di kelompok tiga, Nur Kamaliah mengajak para ibu membahas tema “Tanyakan Apa Keinginannya”. Tema “Tawarkan Bantuan” didiskusikan bersama bu Dini Singadipoera  dikelompok 4. Di kelompok 5, ibu Tantri mendampingi peserta mendalami kiat ke lima yaitu “Ucapkan Kata-kata Yang Memberi Semangat”. Salah satu temuan yang menarik adalah selama mendidik anak para orang tua sering melupakan perlunya menawarkan bantuan dan memberikan kata-kata yang menggugah semangat pada anak. Padahal penting bagi orangtua menunjukkan kepedulian terhadap persoalan yang terjadi pada anak, yang mungkin sulit mereka tangani sendiri.

Ibu Rani berkeliling ke kelompok-kelompok kecil untuk mengetahui perkembangan diskusi kelompok.

Selain membahas 5 Kiat tersebut, para peserta diajak mengalami berbagai aktivitas ice breaking yang dipimpin oleh saudari Kamaliah. Selain untuk membangun suasana gembira dan menyenangkan, kegiatan ini menciptakan keakraban antar peserta dan antara dengan fasilitator bahkan yang baru pertama bertemu. Untuk mengabadikan momen yang sangat berharga tersebut, di penghujung sesi seluruh peserta diajak berfoto bersama dengan arahan dari Ramonda.

Kamal menanyakan pengalaman para ibu ketika mendidik anak-anak.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan budaya damai dari lingkup terkecil; keluarga. Ini menjadi alternatif cara menyikapi kondisi masyarakat yang akhir-akhir ini semakin menunjukkan adanya krisis nilai dan moral. Para fasilitator meyakini, dari keluargalah ketahanan diri anak mulai dibangun. Para orang tua dapat mulai mengajak anak bersama-sama menghidupkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dari dalam rumah, salah satunya adalah menerima dan menghargai perbedaan.  Keterampilan itu menjadi bekal bagi anak untuk dapat berelasi dengan berbagai pihak di luar rumah, di manapun mereka berada. Dengan semakin banyaknya keluarga yang memiliki keterampilan tersebut, semakin mudahlah mewujudkan masyarakat yang mampu mengelola hidup bersama dalam keragaman di negara ini.

Ibu Dini menuliskan beberapa pengalaman peserta yang nantinya akan didiskusikan bersama

Ditulis oleh Fathurrahman

Foto oleh Ramonda

Link Instagram:

https://www.instagram.com/p/BwLz9kfAVc_/?igshid=104xm0fey6twc

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment