Dilansir kompas.com., menurut Psikolog Saskia Rosita Panggabean, ada empat emosi dasar yang harus dikuasai anak, yaitu senang, sedih, marah, dan takut.

Pengenalan macam-macam emosi ini bisa dimulai pada usia 2-3 tahun. Kemudian, seiring bertambahnya usia, ajari anak mengidentifikasi emosi dan bagaimana cara mengatasinya.

Ketika marah, anak harus sadar bahwa ia sedang marah. Anak juga harus tahu alasan ia marah dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan begitu, anak bisa mengontrol emosinya tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Awalnya anak bisa dikenalkan dengan macam-macam emosi, kemudian dilatih untuk mengidentifikasi emosi. Misalnya, orangtua bisa bertanya pada anak bagaimana perasaannya saat ini?

Ketika anak mengekspresikan marah atau sedih juga bisa ditanyakan langsung apa perasaannya. Jika anak sudah mengungkapkan emosinya, mulai ditanyakan mengapa muncul emosi tersebut. Jadi nanti berkembang, gejala apa sih dari emosi itu? Dia akan mengenal kalau sedang ketakutan, jantungnya berdetak cepat, atau sedih, “Oh ternyata aku sedih karena ditinggal mama.”

Kalau anak tahu saat dia sedih itu karena begini, begitu, rasanya begini, selanjutnya dia mengerti emosi orang lain juga saat sedih. Jadi bisa berempati kepada orang lain.

Pada anak yang masih usia playgroup, pengenalan macam-macam emosi bisa berupa gambar. Sebelum usia sekolah, orangtua pun bisa sekaligus mengajari cara mengontrol emosi. Sekaligus memberitahu dampaknya kepada orang lain, jika meluapkan emosi marah yang berlebihan.

“Bisa ditanya, lagi ngerasa apa? Kenapa? Kalau marah, coba tarik napas dulu,” kata Psikolog Saskia.

Jika anak sudah dikenalkan dengan emosi, anak lebih bisa mengontrol emosinya di kemudian hari. Dengan mengenali emosinya sendiri, anak pun bisa memahami emosi orang lain, termasuk orangtuanya. Maka, dengan mengenali emosi sendiri, anak pun bisa lebih berempati pada orang lain.

Tumbuhnya Kecerdasan Emosional

Setidaknya anak-anak sudah menguasai empat emosi dasar sebelum masuk usia sekolah. Dengan mengenal emosi, anak bisa bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya di sekolah.

Anak akan memiliki kecerdasan emosional yang baik, bisa berempati, lebih peka, dan memiliki kepedulian. Jadi, anak jangan hanya diberikan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga kecerdasan emosional.

Sayangnya, pengenalan emosi pada anak belum menjadi kebiasaan banyak orangtua. Padahal, pengenalan emosi sangat penting. Jangan abaikan emosi yang muncul pada anak-anak, baik emosi positif ataupun negatif.

Tentunya, orangtua perlu belajar mengenali emosi dirinya agar mudah mengajari anak mengenal emosi mereka.

_____
Sumber: kompas.com

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment