Seorang pria tua berbaring di kursi malas. Cucunya membawakan sebuah koran lokal kepadanya. Ingin membaca berita itu, pria tua itu mulai mencari kacamatanya.

Setelah beberapa saat, cucunya bertanya apa yang kakeknya cari. Pria tua itu menjawab bahwa ia tidak menemukan kacamatanya. Dengan tertawa keras, anak itu menunjuk wajah kakeknya dan berkata, “Kakek, itu ada! Tepat di wajah kakek.”

Orang tua itu menyadari bahwa ternyata ia sedang mencari kacamata yang sedang dipakainya.

Di lain tempat, di malam gelap.

Seorang pria sedang mencari sesuatu di bawah cahaya terang lampu jalan. Orang-orang yang lewat bertanya pada pria itu apa yang sedang dilakukannya. Pria itu menjawab, ia sedang mencari jarum yang hilang. Mereka pun dengan senang hati membantu mencarinya.

Setelah beberapa waktu mereka menyerah karena tidak bisa menemukan jarum yang hilang itu. Pria itu mengatakan kepada mereka, “Saya yakin Anda tidak akan menemukannya.”

“Mengapa?” Tanya mereka.

“Itu karena saya kehilangan jarum di sisi lain jalan.”

“Tapi kenapa engkau mencari di sini, bukannya mencari di sisi lain?” tanya mereka.

“Sederhana. Tidak ada cahaya di sana. Tapi di sini banyak cahaya.”

Orang-orang itu pun meninggalkan pria itu sambil mengutukinya.
Sadarkah Anda, manusia hidup dalam pencarian terus-menerus untuk banyak hal, di antaranya yaitu Tuhan, damai, dan sukacita.

Tapi terkadang mereka lupa untuk menemukan dalam dirinya. Tuhan ada dalam setiap orang. Damai dan sukacita adalah hasil dan refleksi dari hati yang murni dan polos.

Mari kita belajar untuk mendengarkan bisikan hati nurani kita.

_____
Read more: intisari-online.com

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment