Arti sumpah serapah menurut KBBI, yaitu berbagai kata buruk, maki makian, disertai kutukan dsb.
Jadi, makna sumpah serapah ini begitu mengerikan karena di dalamnyaa ada kata “kutuk”. Kutuk artinya 1. doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang; 2 kesusahan atau bencana yang menimpa seseorang disebabkan doa atau kata-kata yg diucapkan orang lain; laknat; sumpah.
Ternyata sumpah serapah berkaitan dengan kutuk. Jadi betapa hebatnya sebuah ucapan yang dikeluarkan sembarang dari mulut orangtua kepada anaknya sendiri.
Sumpah serapah tampak sangat mengerikan bila ditimpakan kepada orang-orang yang dicintai, yaitu anggota keluarga sendiri! Dan sedihnya, banyak orangtua yang tidak pernah menyadari akibat sumpah serapahnya ini. Tidak merasa bersalah. Bahkan berpendapat bahwa hal ini merupakan sebagian dari pendidikan kepada anak!
***
Seorang kawan pernah bercerita saat ia menjenguk seseorang yang dirawat di rumah sakit. Ia meyakinkan bahwa penyakitnya pasti sembuh. Tetapi orang ini dengan lemah mengatakan,”Tidak mungkin sembuh. Aku pasti mati.”
Sekali lagi kawan saya ini meyakinkan bahwa tak ada yang mustahil bagi Allah. Orang ini berkali-kali menggelengkan kepalanya sambil menangis tersedu,”Aku bakal mati…” Tangisnya meledak.
Beberapa hari kemudian orang ini benar-benar mati. Hal ini nilainya sama dengan menyumpahi dirinya sendiri. Apa yang diucapkan demikianlah yang terjadi.
***
Cerita ini pun mengingatkan saya tahun 1980-an. Waktu itu teman ayah saya mengingatkan kepada tetangganya yang memiliki toko kelontong, ”Hati-hati tuh, lampu depan mesti dinyalain, nanti kebongkaran (kemalingan)!”
Waktu itu memang sering terjadi kemalingan di Pasar Pelita. Dengan enteng tetangganya balik berkata, ”Ah, biarin aja kalau kebongkaran!”
Esok paginya, gempar, tokonya betul-betul kemalingan!
***
Sembarang mengucapkan bisa menjadi kenyataan. Tidak sedikit orang-orang berkata: Ah, mustahil! Gua gak mampu! Nasib gua kok jelek ya? Mo gimana lagi?
Sering juga kita mendengar orangtua dengan nada tinggi mengatakan kepada anaknya sendiri: dasar anak bodoh! Pemalas! Udah gede mo jadi apa lo! Dan segala jenis makian terus meluncur dari mulut orangtuanya apabila sudah marah.
Tidak ada salahnya apabila kita menghindari segala sumpah serapah atau sejenisnya yang kurang lebih sama yang muaranya hanya membawa penderitaan.
Tidak ada salahnya kita menghindari hukuman melalui ucapan sumpah serapah.
Orang bilang, mulutmu harimaumu. Tidak ada salahnya dalam keadaan emosi setinggi apa pun kita sanggup mengatakan: Kamu pasti bisa berubah! Kamu anak baik! Kamu pasti berhasil! Jangan mudah menyerah! Orang lain bisa, kamu juga pasti bisa!
Lebih baik memuji, ketimbang mencela!
[Penulis: Irwan Suhanda. Sumber: http://edukasi.kompas.com/…/2…/06/08/06142001/sumpah.serapah]