Para peneliti baru saja melaporkan dalam jurnal Scientific Reports bahwa kemampuan seseorang untuk menoleransi nyeri benar-benar dapat memprediksi ukuran jaringan sosial seseorang.
Begitu juga sebaliknya, semakin banyak pertemanan sehat yang dijalani, maka orang tersebut akan lebih mungkin untuk menoleransi rasa nyeri.
Peneliti melihat hubungan tersebut dari 101 responden berusia 18 sampai 34 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden diminta mengisi kuesioner yang berisi tentang seberapa sering mereka berhubungan dengan teman-teman dekat mereka, dalam hitungan mingguan serta bulanan.
Setelah itu, para peserta diminta untuk melakukan squat, gerakan olahraga yang bertumpu pada paha dan kaki.
Peserta harus melakukan gerakan setengah jongkok dengan menempelkan punggung mereka ke dinding. Kesimpulan para peneliti menunjukkan, toleransi nyeri bisa menjadi prediktor signifikan dari seberapa besar ukuran jaringan sosial individu.
Orang-orang dengan jumlah pertemanan sehat terbanyak dan sering melakukan kontak menunjukkan toleransi nyeri paling kuat, bahkan setelah peneliti melihat tingkat kebugaran, stres, serta kepribadian seseorang, seperti nilai keramahan.
Para peneliti percaya, endorfin penangkal nyeri ada di balik pertemanan sehat dan menjadi salah satu modal evolusi.
Seperti dijelaskan dalam Popular Science, tubuh akan merasa baik saat kita memiliki interaksi sosial yang baik. Para peneliti mencatat bahwa orang-orang yang secara alami memiliki ambang nyeri yang lebih tinggi cenderung mendapatkan lebih banyak manfaat dari persahabatan.
“Menjadi dekat dengan individu lain sangat penting untuk kelangsungan hidup kita, seakan membentuk kolaborasi untuk menemukan makanan,” kata penulis studi, Katerina Johnson.
____________
Sumber: http://health.kompas.com/…/Semakin.Banyak.Teman.Tubuh.Semak….