Setiap orangtua dipastikan menginginkan anak-anaknya menjadi anak hebat. Orangtua peletak pertama dasar moral dan empati yang dimiliki oleh anak sebelum anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Terutama ibu sebagai pengajar pertama dalam proses tubuh kembang anak. Untuk itu, peran orangtua sebagai role model sangatlah besar agar anak memiliki nilai-nilai kebaikan yang dapat ditampilkan dalam perbuatan sehari-hari.
Data dari sejumlah riset, di usia 2-6 tahun perkembangan emosi positif sangat penting agar anak terampil secara sosial, yaitu mampu mengontrol emosi: Mengendalikan emosi negatif, emosi ke-akuan, dan empati.
Empati adalah salah satu dari kecerdasan atau kompetensi emosional yang merupakan dasar dari karakter kepahlawanan. “Anak yang memiliki karakter kepahlawanan memiliki kepedulian sosial (melakukan aksi yang bermanfaat bagi orang lain tanpa pamrih), memahami norma sosial (memahami benar vs salah terkait pelanggaran atas hak orang lain, serta mampu mengikuti “aturan main” yang berlaku di lingkungan sosial,” kata psikolog Roslina Verauli, M.Psi.
Empati adalah gerbang dari aksi peduli kepada orang lain, yang termasuk nilai kebaikan dimiliki oleh anak. Maka, dasar pendidikan moral dengan berempati harus dimulai sejak dini karena tumbuh dan berkembangnya empati pada anak sejak dini akan berpengaruh pada perkembangan watak atau kepribadian dan perilaku anak kelak.
Ketahuilah, karakter kepahlawanan dalam diri anak dapat dikembangkan dari empati. Memiliki perasaan dan respon emosi positif kepada orang lain menjadi dasar bagi: a) Tindakan prososial, melakukan aksi membawa manfaat untuk orang lain tanpa pamrih, b) Normal social, memahami konsep benar atau salah, dan c) Keonvensi social, mampu ikut aturan main di lingkungan.
Anak hebat tidak sekedar sehat dan cerdas, tapi juga tanggap sosial seperti bisa bekerjasama, menghargai, peduli, bisa berbagi dan mau menolong!
Bersambung…
Sumber: https://gaya.tempo.co/…/ini-alasan-empati-harus-ditanamkan-…