Pernahkah Anda mengalami kesulitan pada saat hendak memutuskan sesuatu? Di satu sisi Anda tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil namun di sisi lain ada suatu perasaan dan keinginan kuat yang mendorong Anda untuk mengambil keputusan lain yang sama sekali bertentangan.

Meskipun banyak metoda ilmiah dan praktis bisa digunakan dalam mengambil keputusan seperti penyusunan skala prioritas dan pembobotan, namun tak bisa dipungkiri bahwa yang namanya pengambilan keputusan tidak bisa lepas dari faktor emosi.

Taukah Anda, terdapat sembilan jenis emosi yang biasa menjadi landasan seseorang pilihan tindakan tertentu, yaitu:

1) APATHY, ketidakpedulian. Tindakan yang didasari rasa ketidakpedulian, hingga dikerjakan secara asal-asalan. Dalam pengambilan keputusan, sikap apathy mendorong seseorang untuk tidak memutuskan apa-apa atau tidak berbuat apa-apa.

2) GRIEF, kesedihan. Perasaan kehilangan atau kekecewaan karena tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan telah menjadi pemicu dari tindakan atau keputusan yang diambil. Hingga hasrat untuk mencapai sesuatu yang baik telah memudar dan membuat dia gagal mencapai potensi terbaiknya.

3) FEAR, ketakutan. Seseorang bisa mengalami rasa takut yang bisa dimanifestasikan dalam bentuk kepanikan, seperti menghadapi dedline, pemenuhan target, dan menghadapi situasi yang tidak belum pernah dialami. Situasi ini membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih dan tenang, hingga lalai mempertimbangkan semua kemungkinan.

4) LUST, keserakahan. Rasa ingin memiliki atau menguasai sesuatu secara berlebihan bisa jadi merupakan wujud keserakahan. Dorongan emosi seperti membuat seseorang bisa kehilangan kendali atas logika, kurang teliti dalam perhitungan dan pertimbangan untuk membuat keputusan.

5) ANGER, kemarahan. Keinginan kuat untuk melampiaskan amarah, berujung pada tindakan yang berpotensi merusak atau menyakiti. Tentu saja seseorang yang mengambil keputusan dengan dasar amarah akan tertutup pikiran dan hatinya dari berbagai pertimbangan yang sehat dan tujuan yang baik.

6) PRIDE, kesombongan. Dengan alasan harga diri dan keinginan membuktikan kemampuan, seseorang bisa terjebak emosi kesombongan. Seorang pengambil keputusan bisa melakukan tindakan yang tidak efisien, seperti penggunaan sumber daya secara berlebihan, atau tindakan tidak berguna karena ingin memamerkan kemampuan saja.

Bersambung….
———————-
Sumber: Artikel dimuat dalam Lionmag | jemyconfido.wordpress.com.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment