Parenting Skill VIII: “Time-Out” to Think and Communicate
“Waktu Rehat” Untuk Berpikir Dan Berkomunikasi. Metode ini biasanya digunakan ketika anak-anak bersikap tidak pada tempatnya, anak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang disepakati bersama Anda. Pada saat ni terjadi, cinta dan perhatian orang tua merupakan dukungan positif dan anak akan merasa dihargai.
Terimplementasikannya “waktu rehat” adalah ketika metode ini dilakukan dengan tepat, dan tidak diperlukan adanya tindakan penghukuman. Cara ini serasi dengan pendekatan berdasarkan nilai-nilai karena tujuannya adalah untuk mengeluarkan anak dari lingkaran negativitas dan terhindar dari lingkaran perasaan tidak mampu, dipersalahkan, malu, takut, terluka, antipati, dan dendam.
Waktu rehat berdasarkan nilai-nilai ini adalah meluangkan “waktu berpikir”. Maka, sangat penting untuk mewaktu-rehatkan si anak sebelum Anda menjadi terganggu, yaitu ketika untuk pertama kali Anda melihat sikap yang tidak benar dari anak.
Waktu rehat tergantung pada sikap si anak, bukan pada suasana hati Anda. Bila Anda lakukan dengan tenang, anak-anak akan melakukan waktu rehat dengan lebih mudah.
Setelah waktu berpikir, bantulah si anak untuk menciptakan sikap alternatif. Sebab, nasehat Anda tidak akan diterima secara penuh oleh anak ketika mereka dalam keadaan tidak siap, masih lelah, pikirannya belum tenang.
Berilah waktu rehat kepada mereka, kemudian secara damai tanyakan:
“Apakah kamu dapat memikirkan satu cara untuk memberikan kebahagiaan?”
“Apakah kamu sudah dapat memikirkan satu cara yang berbeda?”
Secara positif berkomentarlah terhadap alternatif yang diberikan si anak. Berikan si anak pelukan atau senyum khusus ketika Anda melihat adanya sikap yang baru.
Selamat mencoba…!