Ubuntu and The Interconnectedness of Life
Setelah kita diajak untuk memahami Ubuntu dan Keterhubungan dengan masyarakat, selanjutnya adalah tahapan yang mendorong setiap orang mengeksplorasi dan merasakan pengalaman menjadi harmoni dengan orang yang berbeda, merasakan terhubung dengan alam semesta ini, dan terhubung dengan seluruh manusia sebagai satu kesatuan.
Ubuntu menyadarkan, bahwa Anda tidak bisa eksis sebagai manusia apabila terisolasi, terpisah dengan manusia lain, dan tidak bisa pula menjadi manusia utuh hanya dengan diri sendiri saja. Apabila Anda memiliki kualitas Ubuntu, Anda akan memiliki keterikatan dengan orang lain, hingga mampu menikmati rasa kemurahan hati Anda saat berinteraksi dengan mereka.
Fakta lain, semangat Ubuntu mengingatkan agar kita tidak terjebak oleh pikiran-pikiran individualistik, hanya memikirkan diri sendiri. Padahal tindakan-tindakan seseorang tak bisa lepas dari keberadaan orang lain dan akan memiliki pengaruh tertentu kepada lingkungan yang lebih luas. Sejatinya, individu harus melakukan kebaikan-kebaikan yang berdampak positif dengan orang lain, karena kebaikan yang terpancar dari diri manusia akan berpengaruh pada seluruh umat manusia.
Maka dalam budaya Afrika Selatan, bentuk pujian tertinggi adalah ‘Lesotho’ yang bermakna ‘Pelo ya bao e tsbweu’, berarti: ‘You have a white heart’, ‘Anda memiliki hati yang suci’. Ungkapan ini adalah Ubuntu dalam bentuk ucapan-pujian untuk kebaikan yang menggambarkan kemurnian-kebersihan hati dalam interaksi dengan orang lain dan alam sekitar.
Workshop Ubuntu, menginspirasi kita untuk mengalami kembali semangat Ubuntu yang berkaitan dengan manusia dan alam dengan merefleksikan; 1) perasaan terhubung dengan alam, dan 2) perasaan terhubung dengan orang lain. Melalui visualisasi, peserta diminta membayangkan keterhubungan diri dengan alam semesta dan keterhubungan diri dengan orang-orang terdekat, sampai keterhubungan dengan seluruh manusia.
Visualisasi dan refleksi ini mendorong setiap orang untuk menemukan kembali perasaan dan pengalaman ‘Ubuntu’ dalam hidup mereka. Kemudian dilanjutkan dengan aktivitas membuat symbol, logo, dan ekspresi kreatif yang membantu mengekspresikan perasaan-perasaan itu.
Terdapat beberapa aktivitas untuk menstimulasi nilai Ubuntu ini, di antaranya: Ubuntu Dancing, berupa tarian atau nyanyian yang tradisional atau popular untuk menciptakan kebersamaan, keharmonisan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bersama. Aktivitas Values Ballon, peserta diminta menuliskan satu nilai di balon, lalu setiap orang melemparkan balonnya ke atas, dan menjaga setiap balon terdekat agar tidak jatuh ke lantai.
Tentunya dengan kata lain, “We should never drop our values!” Bukankah begitu?!
Bersambung…