“Ada perbedaan mendasar antara Pendidikan Karakter (Nilai) dengan Pendidikan Berbasiskan Karakter (Nilai). Yang pertama adalah “mengajarkan” karakter (nilai), dengan proses dari luar ke dalam (from outside-in), sedang yang kedua “menggali” atau “menghidupkan” karakter (nilai) dengan proses dari dalam ke luar (from inside-out.” [Dr. Budhy Munawar Rachman]
Ada perbedaan mendasar antara Pendidikan Karakter (Nilai), dengan Pendidikan Berbasiskan Karakter (Nilai). Yang pertama adalah “mengajarkan” karakter (nilai), dengan proses dari luar ke dalam (from outside-in), sedang yang kedua “menggali” atau “menghidupkan” karakter (nilai) dengan proses dari dalam ke luar (from inside-out). Di Indonsia pendidikan karakter terjangkit penyakit kategori yang pertama, yaitu “mengajarkan” karakter (nilai). Pada dasarnya karakter (nilai) tidak bisa diajarkan. Karakter (nilai) hanya bisa ditangkap oleh siswa atau mahasiswa melalui model guru (dosen)nya. Itu sebabnya penting mengembangkan pendidikan karakter berbasiskan nilai (“values-based education”), yang berasumsi bahwa nilai-nilai (positif) sudah ada dalam fitrah seseorang. Masalahnya adalah “bagaimana menghidupkannya”. Itu sebabnya pendekatan pendidikan karakter ini disebut “living” values education, atau “values-based education”.
Foto: Memberi Training Pendidikan Karakter (LVE) untuk 50 dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN/STAIS/IAIN/UIN se-Indonesia, dalam dua kelas paralel di IAIN Jambi, bersama Tim Trainer LVE The Asia Foundation, dengan Christopher Drake, Chairman, The Association for The Living Values Education (International) dari Hongkong.