Bagaimana awal mula Anda mengenal LVE?

Tahun 2008 saya pertama kali ikut kegiatan LVE dengan The Asia Foundation (TAF) dan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saat itu pelatihan difasilitasi oleh Sister Taka dan dibantu oleh Mba Irma Makarim. Selanjutnya saya mengembangkan dan memfasilitasi LVE untuk 5 Pesantren di Garut selama 4 tahun, dan sampai saat ini masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan LVE termasuk yang dilaksanakan oleh asosiasi

Sejak kapan Anda menjadi Trainer dan mengapa Anda mau berkomitmen menjadi Trainer LVE?

Saya menjadi trainer setelah mengikuti Train the Trainer (TTT) pada tahun 2012. Komitmen saya hidup karena LVE membantu saya secara pribadi untuk terus bertumbuh, dan mengarahkan saya pada cara hidup yang lebih baik.

Apa kesibukan Anda akhir-akhir ini?

Sehari-hari, saya bekerja di non-governmental organization (NGO) yang bergerak di bidang isu media. Selain itu, saya juga mempunyai usaha kuliner kecil-kecilan.

Apa harapan Anda untuk LVE di Indonesia?

Semoga training atau kegiatan-kegiatan LVE terus ada agar bisa membantu dan berkontribusi pada nilai-nilai kehidupan yang menjadi inspirasi dan pengingat kita semua akan arah kehidupan.